Tanjung Puting
Jika saja kamu nurut saranku mungkin tak akan jadi begini. Sudah aku bilang, tunggu aku tuntaskan seperempat batang rokok ini lagi! Tak sampailah lima atau enam hisapan. Tapi kamu tak sabar. Aku sudah katakan akan aku antar kamu membeli koran-koran itu. Hasilnya? Seperti ini, jadi susah kita berdua. Jawab Ti, ayo jawab? Ah.. capek aku.
Sejak orang-orang itu dengan motor besar mereka menyerempet Titi, isteriku, hidupku jadi kacau. Titi yang tak sabar menyebrang tersenggol stang motor hingga ia terpelanting, kepala beradu aspal dan jatuh tak sadarkan diri. Orang-orang di kios koran itulah yang membawa Titi ke rumah sakit. Satu hari penuh isteriku itu tak sadarkan diri. Baru hari ketiga Titi sadar. Tapi apa lacur, ia tak mengenaliku. Jangankan aku, dirinya sendiri tak ia kenali.
Filed under: Uncategorized | Tagged: Cerpen, orangutan, pangkalan bun, sekonyer, tanjung puting | 1 Comment »